1 dari 23 Teroris Lampung yang Dipindah ke Jakarta Arsitek Kerusuhan Berdarah

Peristiwa402 Dilihat

23 Terduga Teroris Jaringan JI di Lampung Dipindahkan ke Jakarta Siang Ini

Jakarta, LiniPost – Zulkarnaen, 1 dari 23 teroris Jamaah Islamiyah (JI) di Lampung yang ditangkap dan dibawa ke Jakarta, Rabu (16/12/2020) kemarin merupakan arsitek kerusuhan berdarah di sejumlah daerah, yaitu Ambon, Ternate, dan Poso pada kurun waktu 1998-2000.

Dari skenario ciptaan Zulkarnain, ratusan nyawa, baik tua muda sampai bayi akhirnya melayang sia-sia di negeri ini. Dia pulalah salah satu aktor utama Bom Bali 1 yang menelan korban ratusan jiwa.

Zulkarnain yang nama lainnya adalah Arif Santoso merupakan pimpinan Askari Markaziah Jamaah Islamiyah dan pernah jadi pelatih akademi militer di Afghanistan selama 7 tahun. Tentu saja bukan akademi militer resmi milk negara, melainkan akademi militer milik teroris yang akan mencetak kader-kader baru penebar teror.

Dia juga memiliki kemampuan merakit Bom High Explosive dan Senjata Api. Karena itulah karirnya moncer di Afghanistan. Hal ini tentu berbeda dengan kebanyakan orang Indonesia yang pulang ke tanah air dengan membusung dada sambil mengaku telah berjihad di Afghanistan, padahal selama di sana mereka cuma kebagian peran sebagai pembantu cuci baju bagi milisi taliban, tukang masak, dll.

Selain Zulkarnain, ada juga manusia lain yang 100% yakin bisa masuk surga dengan cara menebar teror. Dia adalah Taufik Bulaga alias Upik Lawanga.

Taufik turut ditangkap Densus 88 di Lampung. Dia merupakan sosok ahli pembuat senjata api dan perakit bom. Dari senjata buatan tangannya, entah berapa nyawa manusia tidak berdosa sudah tercerabut dari raganya.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan, Upik Lawanga merupakan anggota JI yang menjadi dalang dari beberapa terror Bom seperti Bom Tentena, Bom Gor Poso, Bom Pasar sentral dan rangkaian Tindakan teror lainnya pada tahun 2004 hingga tahun 2006.

Sedangkan 21 lainnya yang diamankan di Lampung memiliki perannya masing-masing.

“Seluruhnya memiliki peran yang berpotensi dan berkontribusi dalam perencanaan tindak pidana teror di kemudian hari,” ujar Argo, kemarin. (Hartono)