Nias Selatan, LiniPost – Beberapa Kepala Keluarga di Desa Hilitoese, Kecamatan Hilimegai, Kabupaten Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara, terpaksa mengungsi hingga saat ini. Pasalnya, rumah mereka sudah tidak dapat dihuni lagi dan sebagian lainnya terancam longsor.
Setidaknya, terdapat 5 Kepala Keluarga yang terpaksa mengungsi dan 8 Kepala Keluarga lainnya masih bertahan di rumahnya masing-masing walaupun keadaan dan kondisi rumahnya terancam longsor.
Kepala Desa Hilitoese Kecamatan Hilimegai, Yosefo Halawa kepada LiniPost.com saat dikonfirmasi, pada Sabtu (2/10/2021) mengatakan, kondisi desanya sangat memprihatinkan akibat longsor di desanya sejak beberapa minggu lalu mengakibatkan aktifitas masyarakat lumpuh total dan bahkan jalan di desanya hingga kini tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.
“Kejadian ini bermula sekitar 2 September 2021 lalu, saat itu cuaca masih bagus lalu tiba-tiba saja tanahnya longsor sekitar rumah saya dan rumah warga lainnya, ditambah lagi beberapa minggu berikutnya desa kami diguyur hujan, mengakibatkan tanah semakin longsor dan bergerak hingga beberapa pohon patah dan tumbang,” ungkap Kades.
“Sampai saat ini tanahnya terus bergerak, banyak pohon bertumbangan dan bekisar 2 rumah warga amblas ditelan bumi serta jalan sudah tidak bisa dilalui oleh kendaraan sekitar 70 meter,” pungkas dia menambahkan.
Menurutnya, dengan terus adanya pergerakan tanah di desanya itu dikhawatirkan bisa mengakibatkan runtuhnya bangunan sekolah SMAN 2 Hilimegai, sebab tinggal sekitar 2 meter lagi jaraknya dari lokasi longsor.
“Sebagian bangunan dan tiang gedungnya sudah retak dan halaman sekolahnya pun ikut retak, maka dikhawatirkan dalam waktu cepat ketika pergerakan tanah ini tidak berhenti, bangunan sekolah itu akan ikut tergerus terbawa longsor,” paparnya.
Hingga saat ini, kata Yosefo, pihaknya dan masyarakat masih menunggu bantuan dan perhatian dari pemerintah.
Terpisah, Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nias Selatan, Idealis Dachi kepada LiniPost.com melalui via pesan WhatsApp mengatakan, BPBD sudah memonitoring lokasi pada waktu kejadian. BPBD langsung merespon pada saat dapat kabar dari Camat Hilimegai via WA Grup BPBD.
“Kemudian BPBD mengimbau kepada warga setempat agar waspada mengingat struktur tanah pada lokasi tersebut cukup curam dan memungkinkan sewaktu waktu bisa terjadi longsor susulan,” jelas Idealis.
Mengingat anggaran untuk rehab dan rekonstruksi maupun relokasi warga tidak tersedia di BPBD, lanjutnya, maka BPBD telah membuat telaah untuk memohon petunjuk kepada Kepala Daerah Cq. Sekretaris Daerah dan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Nias Selatan untuk segera dilaporkan di BPBD Provinsi maupun BNPB Pusat di Jakarta.
“Sementara waktu kita menunggu respon, karena pihak BPBD dan BNPB juga menyampaikan berhubung pandemi Covid-19 melanda dunia tidak terkecuali Indonesia sehingga dana untuk rehabilitasi dan rekonstruksi telah diirevocusing, kita berharap agar secepatnya dapat diperhatikan,” tutur dia.
Sembari menunggu respon tersebut di atas, pihaknya juga telah menyampaikan kepada Camat Hilimegai bersama Kepala Desa agar berkoordinasi dengan dinas terkait di Kabupaten, seperti Dinas PU, Dinas Perumahan dan Dinas Sosial.
Tak hanya itu, ia juga menyarankan kepada pihak Desa Hilitoese untuk dapat memanfaatkan Dana Desa dalam penanggulangan bencana itu, mengingat dampak longsornya yang sangat mengkhawatirkan, dengan mempedomani koridor dan aturan-aturan yang telah ditetapkan. (Aris Zalukhu)