JPKP Minta Pemkab Nisel Serius Tangani Gizi Buruk dan Stunting 

Daerah, HEADLINE332 Dilihat

Nias Selatan, LiniPost – Terkait bocah berusia 5 tahun YB, anak ke-3 (tiga) dari 4 (empat) bersaudara dari pasangan suami-isteri TB dan YH, warga Desa Amorosa Kecamatan Ulunoyo, Kabupaten Nias Selatan Provinsi Sumatera Utara, diduga menderita lumpuh dan perut membesar, Koordinator Jaringan Pendamping Kebijakan Pemerintah (JPKP) Kepulauan Nias Imansius Telaumbanua, meminta Pemerintah Kabupaten Nias Selatan (Pemkab Nisel) untuk serius menangani gizi buruk dan stunting di Kabupaten tersebut.

“Stunting juga namanya ini, disebabkan karena asupan gizi yang kurang dalam waktu yang lama, itulah yang dialami YB sekarang ini,” kata Imansius saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Minggu (16/5/2021).

Ia menuturkan, penyakit yang dialami bocah itu, sejak berumur 2 tahun dan sampai sekarang. Keluarganya juga termasuk keluarga tidak mampu dan tinggal di sebuah rumah tidak layak huni ukuran 3×4 m berlantai tanah dan beratap rumbia.

“TB Ayah dari anak ini, telah merantau untuk mencari nafkah memenuhi kebutuhan keluarga yang ada di kampung. Usaha yang pernah mereka tempuh untuk mengobati anak kesayangan mereka itu, sudah pernah dibawa ke Puskesmas, tetapi tidak mendapat pengobatan atau perhatian serius, sehingga sejak saat itu, orang tuanya tidak membawa anak itu lagi ke rumah sakit karena putus asa,” terang Telaumbanua.

“Mereka (keluarga bocah-red) juga tidak mendapat fasilitas kartu BPJS Kesehatan, sehingga mereka tidak mampu membiayai pengobatan anaknya,” tambahnya.

Bukan hanya si YB, bahkan ketiga saudaranya juga terindikasi gizi buruk dan beberapa warga lain juga melaporkan masih banyak yang diduga mengalami hal serupa.

“Kita turun langsung melihat ke lapangan, dan langsung bertindak membantu korban dengan membawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M.Thomsen Gunungsitoli untuk dilakukan tindakan medis. Namun sangat disayangkan, karena tidak memiliki biaya perawatan maka, selanjutnya diteruskan ke Yayasan Dorkas Fodo untuk mendapatkan perawaran Gizi,” bebernya.

Imansius  menjelaskan bahwa JPKP terpanggil untuk melakukan pendampingan terkait persoalan masyarakat dan memastikan program Presiden Jokowi sampai kepada masyarakat. “Sehingga, JPKP menolong keluarga ini dengan semangat penuh pengabdian yang tulus. Kami sangat prihatin, karena kurangnya keseriusan dinas-dinas terkait akan persoalan gizi buruk bahkan kecewa peran DPRD. Dimanakah para anggota DPRD, kenapa mereka tidak menyuarakan amanah penderitaan rakyat seperti ini, jangan hanya hadir saat butuh suara mereka,” tandasnya.

Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial juga dinilai seolah-olah tidak peduli, membiarkan warga miskin terus miskin. “Pemerintah jangan tutup mata, di pelosok-pelosok Nias Selatan, karena masih banyak warga yang mengalami stunting, disabilitas, serta memiliki rumah tidak layak huni,” sebutnya.

Imansius berharap kepada Pemeritah Kabupaten Nias Selatan menaruh perhatian khusus untuk memerangi kasus gizi buruk di wilayah Nias Selatan, dan Puskesmas difungsikan untuk melakukan penyuluhan-peyuluhan dan pecegahan dengan memberikan vitamin kepada warga sejak dini. “Jangan ditunggu-tunggu ada warga melapor, tetapi jemput bola,” imbuhnya.

Bocah tersebut, memiliki berat badan 8 (delapan) kg dan tinggi sekitar 50 (lima puluh) cm.

Ia memiliki masalah pertumbuhan tubuh dan otak yang diduga disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan tubuh dan otak serta perut buncit. Bahkan, berat dan tinggi si anak tidak sesuai standart pertumbuhan anak pada umumnya.  Kini bocah tersebut, dirawat oleh Yayasan Dorkas Fodo Gunungsitoli dibawah asuhan para suster.

Kadis Kesehatan Nisel Heny K Duha saat dikonfirmasi via pesan WhatsApp, Senin, (17/5/2021) terkait ini, hingga pukul 12.00 WIB, tidak direspon. (Aris Zalukhu)