Kapolri: Polarisasi Belum Selesai, Kita Lagi Butuh Persatuan

HEADLINE, Nasional516 Dilihat

Jakarta, LiniPost – Puncak acara Dies Natalis HMI ke-74 yang digelar di Aula Masjid Sunda Kelapa, Jakarta Pusat dihadiri Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo  Kamis (18/2/2021) malam.

Acara yang digelar tidak melupakan kepatuhan akan protokol kesehatan itu dihadiri oleh senior-senior HMI seperti Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, Kepala BPKM Bahlil Lahadalia serta diikuti oleh tokoh HMI Akbar Tanjung melalui virtual.

Pada kesempatan itu, Jenderal Listyo Sigit mengingatkan bahwa saat ini dunia khususnya bangsa Indonesia tengah mengalami masa-masa sulit yakni menghadapi pandemi Covid-19.

“Ini bukan masalah biasa, ini masalah yang luar biasa,” tandas Kapolri.

Situasi pandemi Covid-19, lanjut dia, tidak hanya berdampak kepada kesehatan melainkan juga perekonomian dan aspek lain. Untuk itu, ia mengingatkan bahwa saat ini, dibutuhkan persatuan dari seluruh elemen mahasiswa tak terkecuali pemuda dan mahasiswa.

Mantan Kapolda Banten ini sadar bahwa polarisasi saat ini masih terasa dan terus timbul di tengah masyarakat dampak dari pemilihan kepemimpinan negara. Listyo tak lupa menekankan, perbedaan akan selalu ada di setiap perjalanan pergantian kepemimpinan.

“Kapan kita harus berbeda pendapat dan kapan kita harus bersatu. Itu yang terpenting. Bukan untuk siapapun tapi untuk menjaga NKRI dan membawa negara kita keluar dari masa krisis global ini,” tandasnya.

Orang nomor satu di Korps Kepolisian ini lantas mengingatkan kalau elemen bangsa tidak bersatu, maka dikhawatirkan pihak luar akan memanfaatkan kelengahan dan mengambil sumber daya alam yang dimiliki Indonesia.

“Polarisasi ini belum selesai, kita lagi butuh persatuan karena masalah yang kita hadapi ini serius,” tukasnya.

Disisi lain, ia juga mengajak elemen pemuda dan mahasiswa khususnya HMI turut bersama-sama memberikan edukasi dan soslialisasi akan pentingnya menerapkan protokol kesehatan dengan bahasa-bahasa mahasiswa agar lebih efektif dan mudah diterima oleh masyarakat.

“Ini penting, dan perlu peran dari rekan-rekan untuk mengajak masyarakat dengan bahasa rekan-rekan sendiri. Kalau dengan bahasa mahasiswa ini seperti apa. Intinya adalah keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi,” terangnya. (Hartono)