Mantan Kasek SMPN 1 Lolowa’u, Bantah Tilep Dana BSM

HEADLINE, Pendidikan417 Dilihat

Nias Selatan, LiniPost – Mantan Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Lolowa’u Kabupaten Nias Selatan Sumatera Utara, berinisial YL, membantah dirinya telah menilep Dana BSM. YL mengaku bahwa telah menyalurkan dana BSM itu sesuai prosedur. Hal itu diungkapkannya saat dihubungi via telepon selularnya, Sabtu (06/06/2020).

“Semua sudah tersalur dana itu kepada siswa sesuai prosedur,” ujar YL. Dia menjelaskan, untuk tahun 2015 sampai 2017 penerimaannya dilakukan secara kolektif, dimana pada saat itu setiap penerimaan BSM itu dipanggil seluruh orang tua siswa untuk menerima dana tersebut.

ads

“Nah, kalau tahun 2018 – 2019, tidak diizinkan lagi kepala sekolah untuk menariknya, hanya masing-masing siswa yang memiliki buku rekening atau ATM untuk menarik dana itu. Paling yang kami ketahui mereka mengambil surat keterangan disekolah,” jelasnya.

Dia menerangkan bahwa semua dokumen pendukung terkait pencairan dana BSM di SMP Negeri 1 Lolowa’u lengkap dan bukti-bukti lainnya ada padanya.

Lebih lanjut, YL, menyebutkan pada tahun 2020 muncul nama-nama yang tidak memiliki tabungan dan itulah yang dia urus. “Dan itu telah dibagi semua kepada siswa,” sebutnya. YL, malah menuduh bahwa Kasek baru yang sengaja menyepak dirinya untuk keluar dari jabatan Kasek di SMP Negeri 1 Lolowa’u itu.

Ditanyai terkait pengakuan salah seorang orang tua siswa yang mengecek rekening di Bank BRI Lolowa’u, namun pihak Bank BRI mengatakan bahwa dana itu sudah cair namun rekeningnya kosong, YL, berdalih bahwa terkadang bagian Bank BRI tidak mengetahui jikalau ada selisih dari nomor rekening itu sendiri.

“Itu sebenarnya, pelayanan BRI kadang kurang paham juga kalau mereka ngomong sama orang BRI, karena ada juga selisih-selisih nomor rekening itu, beda-beda,” kilahnya.

Dijelaskannya, bahwa data penerima BSM itu diusulkan oleh sekolah dan pusat yang menentukan penerimanya. Terkadang, tambah dia, orang tua mengira bahwa ketika anaknya menerima di kelas VI Dan VII akan terus menerima, namun lanjutnya, penerimaan seperti itu tidak semua berjalan mulus karena terkadang dipusat dibuat secara bergilir penerimaan dana BSM tersebut.

Sementara, terkait pernyataan siswa yang mengaku bahwa baru mereka ketahui kalau mereka menerima dana BSM dan mereka dipanggil disalah satu rumah guru dan menandatangani dokumen BSM, YL, juga mengaku bahwa mereka itu sebelumnya yang tidak memiliki buku rekening dan baru diurus pada tahun 2020.

“Mereka yang tidak memiliki buku rekening, baru kita urus setelah selesai tahun 2019, kita urus pada bulan Februari 2020 seluruh sekolah. Sementara baru dipanggil kita pada bulan April 2020 untuk penjemputan. Tau-tau juga ada mutasi kepala sekolah, saya juga pikir-pikir, tidak mungkin juga sekarang ini saya undang orang tua dengan situasi Covid-19,” jelasnya.

Dengan alasan karena dia bukan lagi Kasek di SMP Negeri 1 Lolowa’u, sehingga dirinya meminta guru TKS kesiswaan dan operator untuk membagikan dana tersebut kepada siswa penerima dana BSM itu.

Diberitakan sebelumnya, mantan Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Lolowa’u Kabupaten Nias Selatan Sumatera Utara, berinisial YL, diduga menilep dana bantuan siswa miskin (BSM) dari tahun 2017 sampai tahun 2019. Hal itu diketahui saat acara rapat orang tua siswa tentang kelulusan siswa di Aula SMP Negeri 1 Lolowa’u, Jumat (05/06/2020).

Salah satu orang tua murid mengungkapkan bahwa setelah dirinya mengecek rekening yang dimilikinya di Bank BRI Lolowa’u, pihak Bank BRI menyampaikan kepadanya kalau dana tersebut telah cair dan telah ditarik.

“Saya datangi Bank BRI pagi ini untuk menanyakan apakah sudah masuk dana di rekening tersebut. Namun pihak Bank mengatakan bahwa itu sudah masuk dan isi rekening,” ungkap Samifati Ndruru orang tua (Ibu) Kharisman Bu’ulolo.

Masih ditempat yang sama, dua siswi SMP Lolowa’u, yang baru saja menamatkan di SMP Negeri 1 Lolowa’u, menyebutkan, beberapa waktu lalu, salah seorang guru kepercayaan YL meminta mereka untuk mendatangi rumahnya. Setelah mendatangi rumah guru tersebut sekitar pukul 08.00 WIB, guru yang bersangkutan meminta kedua siswi itu untuk menanda tangani berkas penerimaan dana BSM.

“Baru-baru ini memang ada salah satu ibu guru meminta kami untuk datang ke rumahnya. Setelah kami dirumahnya, kami diminta tanda tangani berkas, dan berkas itu ternyata penerimaan dana BSM. Disitu kami lihat tertera nominal Rp. 750.000, namun dua rangkap yang kami tanda tangani. Dan dibuku rekening juga tertera dua kali panarikan, jadi kami pun bertanya dalam hati, kenapa hanya satu kali dikasih sama kita,” terang kedua siswi itu yang tidak mau disebut identitasnya. (Red)