Jakarta, Lini Post – Dikabarkan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi pada Rabu dinihari, 25 November 2020. KPK menangkap Eddi atas dugaan korupsi ekspor benur.
Menurut sumber didapat, Edhy Prabowo ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta sepulangnya dari lawatan ke Amerika Serikat. “Ditangkap jam 01.23,” ungkap sumber, Rabu, 25 November 2020.
Meski begitu hingga kini belum ada pernyataan resmi dari KPK. Masih mengupayakan konfirmasi ke KPK dan sumber-sumber resmi lainnya.
Sebelumnya operasi senyap dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK. Dan hasilnya baru saja meringkus 9 orang yang 3 diantaranya diduga merupakan direktur Perusahaan Umum Perikanan Indonesia atau Perindo, Senin (23/11/2019).
“KPK mengamankan total sembilan orang di Jakarta dan Bogor pada siang dan malam ini,” kata Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Laode Muhammad Syarif dalam keterangan tertulis, Selasa (24/11/2020).
Dipaparkan, uang itu diduga merupakan fee jatah kuota impor ikan jenis tertentu yang diberikan Perum Perindo kepada pihak swasta. Salah satu jenis ikan yang teridentifikasi saat ini adalah frozen pacific mackerel atau ikan salem alias salmon.
Jika menilik data Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP, laju pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB perikanan pada triwulan II mencapai 6,35 persen. Angka ini meningkat 29,39 persen dari laju PDB periode yang sama pada 2018 yang hanya 4,83 persen.
Kontribusi PDB nasional perikanan atas dasar harga berlaku per triwulan pada 2014-2018 juga rata-rata tercatat mengalami kenaikan. Kontribusi PDB perikanan menunjukkan peningkatan dari rata-rata 2,32 persen per 2014 menjadi rata-rata 2,6 persen pada 2019.
Sementara itu, produksi perikanan juga tercatat naik dari 2014 hingga 2018. Berdasarkan data, produksi perikanan tangkap dan budidaya ikan pada 2014 hanya 20,4 juta ton. Sedangkan pada 2015 naik menjadi 22,1 juta ton.
Lalu berturut-turut pada 2016 naik menjadi 22,68 juta ton; 2017 menjadi 22,69 juta ton; dan pada 2018 menjadi 24,3 juta ton. Adapun pada 2019, hingga Agustus, KKP mencatat produksi perikanan sudah mencapai 11,9 juta ton.
Volume ekspor pada 2017 hingga 2018 menunjukkan kinerja positif. Volume ekspor naik 4,45 persen dari 1,07 juta ton menjadi 1,12 juta ton. Sedangkan nilai ekspornya terkerek 7,44 persen dari US$ 4,5 juta menjadi US$ 4,8 juta.
Volume impor pada 2018 turun dari 312 ribu ton pada 2017 menjadi 299 ribu ton pada 2019. Sementara itu, nilai impor perikanan naik dari US$ 434 ribu menjadi US$ 452 ribu.
Diiketahui impor ikan sepanjang 2018 mencapai US$ 338,04 juta. “Nilai itu setara dengan Rp 4,7 triliun dengan kurs RP 14.055,” ungkapnya.
Impor ikan dibedakan menjadi dua jenis. Di antaranya untuk horeka dan industri pengolahan reekspor. Saat ini, Indonesia mengimpor ikan mackerel, salmon, skipjack, sardine, dan yellowfin tuna. Angka konsumsi ikan nasional pada 2018 telah mencapai 50,69 kilogram per kapita. Angka ini lebih tinggi dari targetnya yang hanya 50,65 kilogram per kapita. (Hartono)