Nias Selatan, LiniPost – Karena punya niat membangun Kabupaten Nias Selatan, Korwil Tim Pemenangan pasangan calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Nias Selatan (Nisel), nomor urut 1, Hilarius Duha-Firman Giawa (HD-Firman) Dapil VI, Agus Gari mengajak masyarakat untuk bersatu mendukung dan memenangkan Paslon tersebut pada Pilkada 9 Desember 2020 mendatang.
Hal itu ia katakan pada acara pengukuhan Tim Pemenangan dan Relawan Paslon tersebut, di Desa Afore Gobo Kecamatan Pulau-Pulau Batu Utara, Kamis (5/11/2020).
“Atas nama masyarakat se Kecamatan Pulau-Pulau Batu Utara mengucapkan selamat datang kepada Paslon urut 1, HD-Firman dan para tokoh masyarakat se Kecamatan Pulau-Pulau Batu Utara dalam pengukuhan Tim hari ini. Mari kita memilih pemimpin yang punya hati kepada masyarakat dan punya keadilan dalam membangun Nisel,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, salah satu alasan mendukung Paslon HD-Firman, karena mampu membantu masyarakat serta memilki niat untuk membangun Nias Selatan.
“Apalagi masa jabatan Bupati dan Wakil Bupati pada Pilkada tahun 2020 ini hanya 3 tahun. Tentu, kalau HD-Firman menang tinggal melanjutkan program yang telah dilaksanakan,” tandasnya.
Oleh karena itu, ia berharap kepada seluruh masyarakat Pulau-Pulau Batu Utara bisa berkontribusi pada tanggal 9 Desember 2020 untuk memilih Paslon HD-Firman. “Terlebih juga kepada Tim Kampanye dan Relawan yang dilantik agar bekerja dan turun untuk meraih simpatik masyarakat,” harapnya.
Calon Bupati Nisel, Hilarius Duha didampingi Cawabup Firman Giawa, menyampaikan terimakasih kepada para tokoh masyarakat se Kecamatan Pulau-Pulau Batu Utara yang turut menyaksikan pengukuhan Tim dan Relawan HD-Firman.
Hilarius menandaskan, dalam memimpin harus didasari dengan moral. “Artinya, dalam melaksanakan tugas harus mengandalkan Tuhan dan sesuai dengan regulasi. Jadi, mari kita berpikir jernih, dan jangan kita terlena dengan janji-janji, sehingga hasilnya mengecewakan kedepan,” pintanya.
Ia menambahkan, pada masa pemerintahannya, disibukan dengan pembayaran utang Nias Selatan, termasuk puluhan miliar uang kuliah yang tidak terbayar, sehingga para mahasiswa saat itu terancam putus kuliah dan dikeluarkan dari asrama.
Meski dalam kondisi seperti itu, pihaknya mampu merealisasikan program pembangunan. (Risgow)