Jakarta, LiniPost – Retno LP Marsudi menjadi menteri luar negeri pertama yang melakukan kunjungan ke RRC di tengah pandemi Covid-19.
“Menteri Luar Negeri Retno Marsudi adalah menteri luar negeri pertama yang akan diterima China saat pengendalian virus sedang dilakukan secara berkelanjutan. Ini menunjukkan bahwa China dan Indonesia sama-sama mementingkan hubungan bilateral,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Zhao Lijian dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (20/8/2020).
Kunjungan Menlu dan Menteri BUMN juga sangat strategis mengingat tahun ini merupakan tahun ke-70 hubungan diplomatik Indonesia-China.
“Tahun ini menandai peringatan 70 tahun hubungan diplomatik antara China dan Indonesia telah menghadirkan peluang peningkatan baru dalam hubungan bilateral. China siap bekerja sama dengan Indonesia untuk melaksanakan konsensus antara kedua kepala negara. Memerangi pandemi dan melaksanakan pembangunan merupakan dua hal utama,” ujar Zhao.
Menurut dia, di bawah arahan strategis kedua kepala negara, hubungan China-Indonesia telah mencapai perkembangan yang sangat pesat.
“Secara khusus, kami mencapai hasil yang nyata dalam kerja sama BeltandRoadInitiative(BRI) dan kemajuan dalam mengerjakan proyek-proyek andalan, seperti jaringan kereta api cepat Jakarta-Bandung dan Koridor Ekonomi Komprehensif Regional,” kata diplomat karier tersebut.
Ia menganggap Indonesia sebagai tetangga yang penting karena keduanya memiliki kepentingan yang sama sehingga secara alamiah menjadikan keduanya sebagai mitra kerja sama. Pada saat Covid-19 melanda pun, pejabat tinggi kedua negara, lanjut dia, juga telah melakukan diskusi melalui telepon.
“China dan Indonesia punya rasa saling percaya yang mendalam, bersama-sama mendukung multilateralisme dan keadilan internasional, dan menghadirkan lebih banyak manfaat bagi masyarakat China, Indonesia, dan kawasan,” ujar Zhao.
Beberapa kesepakatan pun berhasil dicapai dalam pertemuan antar menteri itu. Mulai dari kerja sama pendampingan hukum timbal balik untuk mengatasi dugaan penyiksaan dan perdagangan manusia dalam kasus yang menyangkut anak buah kapal (ABK) Indonesia di kapan-kapal penangkap ikan milik perusahaan atau individu di China.
Lalu pengaturan jalur cepat pergerakan warga kedua negara dalam kaitannya dengan pencegahan Covid-19, rantai pasokan industri, dan pemulihan ekonomi hingga kesanggupan China dalam hal ini Sinovac memprioritaskan Indonesia dalam distribusi vaksin Covid-19. (em)