Jakarta, LiniPost – Direktur Eksekutif Transformasi Digital, Teknologi, dan Informasi Transjakarta Gidionton Saritua mengatakan PT Transjakarta baru saja meluncurkan program wifi gratis.
Layanan ini bisa dinikmati di seluruh halte busway pada seluruh koridor di Jakarta. Totalnya, fasilitas ini sudah bisa dinikmati di 252 halte milik Transjakarta.
Menurutnya program ini diluncurkan untuk mendukung transformasi digital yang dilakukan oleh pihaknya. Wifi gratis ini bisa digunakan selama jam operasional Transjakarta.
“Saat ini untuk mendukung transformasi digital kami meluncurkan kebutuhan internet di masyarakat dengan memberikan layanan wifi gratis di seluruh halte. Adapun wifi Transjakarta ini sudah aktif di 252 halte BRT di seluruh koridor,” terang Gidionton dalam peluncuran wifi gratis yang disiarkan virtual, kemarin.
Cara menggunakannya pun mudah, masyarakat tak perlu repot-repot mendaftar. Cukup akses jaringan wifi gratis milik Transjakarta lewat gadget jika berada di dalam halte busway.
“Jadi ini gratis, tanpa biaya, tanpa kuota. Lalu ini bisa digunakan instan tanpa registrasi ataupun password, tinggal akses saja wifi kita,” ujar Gidionton.
Adapun Gidionton menjelaskan pihaknya menyiapkan wifi dengan kapasitas bandwith sebesar 5 gb. Kemudian, per pengguna bisa menikmati kecepatan internet hingga 20 mbps.
“Kapasitas bandwith-nya kita buat sebesar 5 gb untuk di tahun 2020 ini. Hal ini bisa nikmati kecepatan internet 20 (wifi gratis) mbps per pelanggan. Tanpa bayar dan tanpa batas kuota,” jelas Gidionton.
Dia juga mengatakan pihaknya akan menaikkan bandwith wifi gratis di tiap halte menjadi 10 gb mulai tahun depan.
“Peningkatan akan dilakukan seiring dengan bertumbuhnya jumlah pelanggan. Nantinya di tahun 2021 akan kita naikkan jadi 10 gb bandwith-nya,” ujar Gidionton.
Gidionton berharap dengan program ini bisa menarik masyarakat Jakarta untuk menggunakan transportasi umum, khususnya bus Transjakarta.
“Harapannya agar semua masyarakat mau naik angkutan umum Jakarta. Dengan fasilitas ini masyarakat bisa menunggu bus tiba sambil melakukan hal produktif lewat handphonenya bersama wifi gratis ini.
Namun, program ini disebut berpotensi menimbulkan kerumunan. Pemprov DKI Jakarta pun sudah mewanti-wanti soal hal itu, bagaimana pesannya?
Kadishub Pemprov DKI Jakarta Syafrin Liputo mengingatkan Transjakarta untuk menyiapkan antisipasi kerumunan yang berpotensi terjadi di sekitar halte dengan adanya fasilitas wifi gratis.
Apalagi saat ini ancaman penyebaran virus Corona masih mengintai di Jakarta. Dia meminta agar kerumunan orang yang memanfaatkan wifi gratis tidak terjadi di sekitar halte-halte bus.
“Karena kondisinya ini masih pandemi, saya berpesan kepada PT TJ perlunya antisipasi apabila terjadi penumpukan masyarakat,” ungkap Syafrin dalam kesempatan yang sama.
Syafrin menilai program ini bisa menarik masyarakat berkumpul di dekat halte untuk memanfaatkan wifi gratis, tapi tidak naik bus Transjakarta.
Maka dari itu, menurutnya bisa saja orang-orang ini berkumpul dan membuat kerumunan di sekitar halte. Misalnya berkumpul di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) menuju halte.
“Penumpukan ini mungkin saja bisa terjadi di halte, atau di ramp JPO, atau juga di JPO. Ini bisa saja masyarakat akan memanfaatkan wifi gratis tanpa naik bus TJ,” ujar Syafrin.
Menjawab hal itu, Gidionton mengatakan wifi gratis hanya akan bisa maksimal digunakan di dalam halte saja. Dengan begitu, program ini benar-benar ditujukan untuk bisa digunakan oleh masyarakat yang mau melakukan perjalanan naik bus Transjakarta.
“Jadi begini, program ini kami buat sinyal terkuatnya hanya ada di dalam halte. Jadi program ini hanya bisa digunakan bagi pelanggan kami yang berada di dalam halte yang bisa maksimal menikmatinya,” ujar Gidionton.
Soal kerumunan yang disebut bisa terjadi di sekitar halte, Gidionton mengatakan wifi gratis tidak akan bisa maksimal digunakan di luar halte. Menurutnya, kecepatan wifi gratis akan mengecil di luar halte, sehingga tidak akan membuat kerumunan terjadi.
“Di luar halte itu akan kecil kecepatannya, akan rendah kecepatannya radius beberapa meter di luar halte dan tidak efektif digunakan. Jadi bagi yang mau pakai harus masuk halte dulu, ” ujar Gidionton. (hartono)