Hadi Tjahjanto: Penggerak Perubahan Harus Berani Mencoba dan Perbaiki Diri

HEADLINE, Nasional384 Dilihat

Palembang, LiniPost – Kemajuan peradaban memerlukan dua komponen penting yakni penggerak perubahan dan kontrol sosial. Komponen penggerak peradaban harus memiliki energi besar dan jiwa muda yang tidak stagnan di zona nyaman.

Demikian pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto saat membuka Kongres ke-21 Pemuda Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mewakili Presiden RI di Jakabaring, Palembang, Jumat (9/8/2024).

Baca Juga: Tiga Rumah Warga Terbakar, Tim Pemadam Satpol PP dan Linmas Nisel Berhasil Padamkan Api

“Penggerak perubahan harus berani mencoba dan memperbaiki diri dan masyarakat secara berkelanjutan,” kata Menko Hadi.

Penjaga arah perubahan agar sesuai dengan cita-cita nasional, menurut Hadi, harus merupakan komponen masyarakat yang independen sehingga mampu memberikan kritik dan masukan secara objektif. Selain itu, tidak boleh diwarnai kepentingan kekuasaan dan kekayaan.

“Mahasiswa adalah komponen masyarakat yang memenuhi kondisi, baik sebagai penggerak maupun penjaga arah perubahan,” katanya.

Menurut mantan Menteri ATR/BPN ini, mahasiswa mengenyam pendidikan tinggi sehingga memiliki kesadaran tentang cita-cita besar untuk mewujudkan kemajuan peradaban bangsa serta strategi pencapaiannya. Mahasiswa memiliki akses terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga menjadi pionir inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat.

Baca Juga: Menko Polhukam: Remaja Masjid Berperan Besar Wujudkan Kemajuan Peradaban

“Mahasiswa ada dalam kondisi yang relatif independen, belum banyak diwarnai kepentingan kekuasaan, sehingga akan secara objektif mampu mengawal arah meraih cita-cita nasional secara konsisten,” kata mantan Panglima TNI itu.

Pada saat yang sama, kata Hadi, mahasiswa merupakan calon pemimpin bangsa. Indonesia memerlukan pemimpin yang mampu melakukan orkestrasi keragaman dalam sistem demokrasi. Kemampuan merawat dan merajut juga dibutuhkan untuk memimpin masyarakat yang demokratis.

“Oleh karena itu, diperlukan kepiawaian mengelola konflik, merajut kebersamaan dan persatuan, serta memandu langkah bersama ke depan. Watak dan kualitas kepemimpinan ini ditempa dalam organisasi kemahasiswaan,” kata Menko Hadi.

Ia menyampaikan, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia dapat menjadi wadah yang tepat dan selama ini telah melahirkan kepemimpinan nasional.

“Saya mengucapkan selamat melaksanakan Kongres ke-21 Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Saya yakin forum permusyawaratan tertinggi ini akan mampu melahirkan pemikiran dan program yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa dan negara yang kita cintai,” katanya.

Ketua Majelis Pembina Nasional PMII, Muhaimin Iskandar mengatakan ada dua karakter kepemimpinan PMII. Pertama adalah karakter kepemimpinan moral yang tidak akan pernah bergerak dari tempat tersebut.

“Kepemimpinan moral inilah yang menyelamatkan kondisi terpuruk umat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Cak Imin.

Baca Juga: Kemeriahan Workshop Public Speaking Oleh Priska Sahanaya Bersama AGATIS dan PRONAS di SD dan SMP Cinta Kasih Tzu Chi

“Utamakan kepemimpinan dihasilkan karena proses musyawarah, bukan yang berasal dari luar moral kepemimpinan kita,” sambungnya.

Hadir dalam Kongres tersebut Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziah, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki, Pj. Gubernur Sumsel Elen Setiadi, Ketum PB MII M. Abdullah Syukri, dan seluruh kader PMII se-Indonesia.