Jakarta, LiniPost – Masuknya nilai-nilai asing dari luar melalui berbagai sarana informasi bisa berpengaruh buruk terhadap perkembangan budaya Nusantara. Guna meminimalisir ilfiltrasi buruk tersebut harus ada upaya penguatan budaya lokal.
Demikian Wakil Ketua (Waka) MPR RI, Lestari Moerdijat menegaskan. “Salah satu bukti pengaruh buruk infiltrasi budaya asing, itu adalah terkikisnya nalai-nilai luhur yang diwariskan nenek moyang bangsa Indonesia,” ungkapnya saat menjadi pembicara kunci pada acara Focus Group Discussion (FGD) di Auditorium Rooseno Plaza, Kemang Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.
Padahal, sambung Reri sapaan akrab Lestari, nilai-nilai luhur yang mulai terkikis, itu merupakan ciri dan kepribadian bangsa Indonesia. Seperti sikap gotong royong dan kekeluargaan. “Kegiatan gotong royong yang dulu selalu dilakukan masyarakat, saat ini semakin sulit ditemukan. Sebagai ganti adalah munculnya sikap individualisme dan hidup sendiri-sendiri,” paparnya.
Pada FGD yang bertema “Pemahaman Nilai Penting Warisan Budaya Dalam Penguatan Kebangsaan” itu juga turut hadir hadir lima pembicara lainnya yakni Arkeolog dan Pakar Cagar Budaya Prof. Mundardjito, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, MPP, Arkeolog, Supratikno Raharjo, Antropolog Soraya Arif, serta Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Fitra Arda M. Hum.
Masih menurut Reri, untuk meminimalisir pengaruh buruk infiltrasi nilai-nilai asing, harus ada upaya penguatan budaya lokal. “Agar kemampuan budaya lokal dalam menahan dan mementahkan nilai-nilai asing makin kuat, salah-satu cara yang bisa dilakukan adalah, mengenalkan budaya lokal kepada generasi muda melalui jalur pendidikan, baik formal maupun non formal,” ujarnya.
Kalau Bangsa Indonesia kuat, lanjut Reri, seberapapun pengaruh asing yang masuk, tidak akan berpengaruh terhadap budaya lokal. “Seperti Bangsa Jepang mampu mempertahankan budayanya sendiri, meski modernisme di negara itu bertiup sangat kencang,” terangnya.
Lebih lanjut Reri pun berharap, rakyat Indonesia bisa mencontoh kemampuan bangsa Jepang dalam melestarikan kearifan lokalnya. “Apalagi, kearifan lokal Bangsa Indonesia sangat beragam. Kalau itu bisa dikelola dengan baik, tentu dapat memberi keuntungan bagi bangsa Indonesia sendiri,” imbuhnya. (Hartono)