Pertumbuhan Pesat Investor Kripto: Diversifikasi atau Pergeseran dari Pasar Saham?

Ekonomi493 Dilihat

Ilustrasi aplikasi investasi aset kripto, Tokocrypto. Sumber: Tokocrypto.

Indonesia tengah menyaksikan fenomena menarik dalam dunia investasi, yaitu peningkatan pesat jumlah investor kripto. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa jumlah investor kripto meningkat menjadi 20,24 juta hingga Juni 2024, melampaui jumlah investor pasar modal yang sebesar 13 juta.

Meskipun likuiditas transaksi di pasar saham lebih tinggi, dengan rata-rata nilai transaksi harian mencapai Rp11,87 triliun sejak awal tahun hingga 31 Juli 2024, dibandingkan dengan pasar kripto yang hanya Rp1,66 triliun selama periode yang sama, menariknya jumlah investor kripto terus meningkat.

Pergeseran atau Diversifikasi?

OJK melihat bahwa tidak sepenuhnya terjadi pergeseran investor dari pasar saham ke pasar kripto. Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Hasan Fawzi, menyatakan bahwa kelompok investor yang memiliki portofolio aset kripto sebenarnya termasuk dalam kategori investor awal atau early adopters. Menurutnya, meningkatnya jumlah investor kripto tidak dapat dinilai sebagai pergeseran investasi dari pasar saham karena masing-masing instrumen investasi memiliki karakteristik dan profil risiko yang berbeda.

Hasan juga menekankan bahwa ke depannya ada peluang untuk kedua aset investasi ini saling melengkapi serta meningkatkan literasi dan budaya berinvestasi di Indonesia. “Terlebih jika melihat semakin berkembangnya teknologi dan aplikasi investasi yang memanfaatkan sarana blockchain maupun artificial intelligence,” ujarnya dalam konferensi pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan & Kebijakan OJK Hasil RDK Bulanan Juli 2024, Senin, 5 Agustus 2024.

Pandangan dari Industri Kripto

Yudhono Rawis, CEO Tokocrypto, menambahkan bahwa kedua sektor ini sebenarnya saling melengkapi. Ia melihat investor saham kemungkinan masuk ke kripto untuk mendapatkan keuntungan lebih. “Pasar saham dan kripto memiliki karakteristik yang sama,” kata Yudho. Menurutnya, ada faktor money access atau upaya diversifikasi, di mana kelebihan dana dari investor ditempatkan dalam instrumen aset kripto untuk diversifikasi portofolio untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi.

Yudho juga menyoroti kemudahan akses seperti pembukaan rekening atau akun kripto dan fleksibilitas waktu perdagangan 24 jam 7 hari seminggu sebagai daya tarik utama aset kripto. “Fluktuasi tanpa batasan harga memberikan ruang pergerakan yang lebih luas, meskipun resikonya juga tinggi dan imbal hasil yang tinggi pula dalam jangka pendek,” jelasnya. Hal ini membuat kripto menjadi alternatif menarik bagi investor atau trader yang melakukan trading harian, sehingga pada akhirnya meningkatkan perputaran transaksi harian kripto.

CEO Tokocrypto, Yudhono Rawis. Sumber: Tokocrypto.

“Pertumbuhan pengguna Tokocrypto masih konsisten, cenderung meningkat sepanjang semester I 2024. Kami melihat minat masyarakat terhadap kripto masih tinggi, sehingga mendorong mereka untuk bikin akun dan meramaikan pasar kripto. Sejauh ini, penambahan pengguna terbesar terjadi pada bulan Maret 2024 disaat Bitcoin mencapai nilai tertinggi sepanjang masa terbarunya dan lonjakan nilai pasar kripto,” kata Yudho.

Nilai transaksi Tokocrypto berdasarkan volume perdagangan harian sepanjang semester I 2024 sebesar lebih dari US$23 juta atau sekitar Rp374 miliar per hari. Angka ini tentu naik sebesar 80% dibanding rata-rata volume trading tahun lalu. Jumlah pengguna Tokocrypto kini sudah mencapai lebih dari 4,5 juta. Dibandingkan akhir tahun 2023 lalu, terjadi pertumbuhan sekitar lebih dari 45%.

Faktor Pendorong Minat pada Pasar Kripto

Beberapa faktor utama yang menarik minat investor individu ke pasar kripto di Indonesia adalah aksesibilitas, inovasi, dan potensi profit. Para investor dapat dengan mudah melakukan transaksi jual-beli aset kripto melalui platform pedagang asset kripto yang telah mendapatkan izin dari regulator. Transaksi kripto yang dapat dilakukan 24/7 berbeda dengan saham yang memiliki periode pembukaan dan penutupan tertentu.

“Inovasi dalam ekosistem teknologi baru seperti blockchain yang terdesentralisasi juga dipercaya oleh para investor akan merubah lanskap sektor keuangan Indonesia ke depannya. Meskipun aset kripto sangat volatile, beberapa segmen investor tertarik karena melihat potensi profit yang lebih besar dalam jangka waktu yang lebih pendek.

Tantangan dan Peluang di Masa Depan

Ke depan, menurut Yudho tantangan besar adalah bagaimana terus menghadirkan pengembangan dan penguatan produk serta layanan terkait aset kripto dengan tetap mengedepankan aspek kepatuhan, tata kelola, mekanisme transaksi yang teratur, dan mitigasi risiko yang baik. Kedua instrumen investasi ini memiliki potensi untuk saling melengkapi, menciptakan ekosistem investasi yang lebih beragam dan dinamis di Indonesia.

“Selain itu, meningkatkan literasi keuangan di kalangan masyarakat menjadi langkah penting dalam mengatasi tantangan ini. Edukasi tentang risiko dan manfaat investasi kripto serta cara mengelola portofolio yang baik akan membantu investor membuat keputusan yang lebih bijak,” sarannya.

Kemitraan strategis antara sektor kripto dan institusi keuangan tradisional dapat memperluas akses dan meningkatkan kepercayaan investor. Sebagai contoh, integrasi teknologi blockchain dengan layanan perbankan tradisional dapat menciptakan produk keuangan baru yang lebih inovatif dan sesuai dengan kebutuhan pasar.

Dengan langkah-langkah ini, pasar kripto di Indonesia dapat terus berkembang dan menjadi salah satu pilar penting dalam dunia investasi, beriringan dengan pasar saham yang sudah mapan. Potensi untuk menciptakan sinergi antara kedua pasar ini membuka peluang baru bagi investor untuk meraih keuntungan yang lebih besar dan beragam dalam jangka panjang. Kedua sector ini, saham dan kripto diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan finansial masyarakat Indonesia.