Warga SBB Diminta Jangan Panik Terkait Meninggalnya Warga Waimital

Daerah456 Dilihat

SBB, LiniPost – Ketua Koordinator Bidang Pencegahan tim GTPP Covid-19  Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) dr. Johanis Tappang didampingi Juru bicara (Jubir) GTPP Henry Mandaku, dalam keterangan pers,  Selasa, (12/5/2020), di posko terpadu GTPP SBB Lantai 2 Kantor Bupati, meminta masyarakat  untuk tidak panik terkait meninggalnya DAS warga Desa Waimital Kecamatan Kairatu juga sebagai salah seorang Aparatur Negeri Sipil (ASN) pada Badan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) SBB.

Pasalnya, belum tentu meninggalnya DAS karena Covid-19 sebagaimana hasil PCR  yang menyatakan positif terpapar Corona.

“Akibat sakit yang cukup lama, DAS dilarikan  di Puskesmas Kairatu dan dirujuk ke rumah sakit dr. Haulussy Ambon pada 21 April  karena mengalami pembengkakan pada kaki dan perut.  Jadi, DAS ini sakitnya sudah sejak lama, dan baru sekitar tanggal 21 April dirawat di Puskemas Kairatu. Lalu, dari hasil pemeriksaan dokter menyatakan yang bersangkutan mengidap gagal ginjal,” tuturnya.

Tappang mengatakan, selama menjalani perawatan, DAS tidak menunjukan tanda-tanda Covid-19.  ” Pada saat dirujuk, yang bersangkutan tidak menunjukan gejala Covid’19, tapi yang ada adalah gejala gagal ginjal, sehingga pihak Rumah Sakit juga tidak menyangka yang bersangkutan sudah terpapar Covid,” jelasnya.

Untuk memastikan yang bersangkutan terpapar atau tidak serta mengingat Ambon masuk zona merah, sambung dia, maka pihak Rumah Sakit Haulussy pada tanggal 22 April melakukan rapid test terhadap DAS dan hasilnya negatif.

“Sekitar tanggal  30 April, DAS mengalami batuk dan sesak napas, sehingga diambilah swabnya pada 1 Mei 2020 untuk memastikan yang bersangkutan positif Corona apa tidak,” ucapnya.

Namun, sungguh sangat disayangkan,  hasil PCR yang menyatakan bersangkutan positif Covid-19 baru keluar pada  10 Mei 2020, sementara yang bersangkutan telah meninggal dunia pada 7 Mei 2020 lalu.

Menanggapi keterlambatan ini, Tappang menyebutkan, semua ini dikarenakan keterbatasan fasilitas dan alat yang dimiliki tim GTPP Provinsi Maluku, sehingga Swabnya dikirim ke Jakarta. “Jadi, hal inilah yang mengakibatkan hasil PCR-nya agak lama,”  imbuhnya.

Saat ditanya langkah apa yang telah diambil pihak GTPP Covid’19 SBB, mengingat Almarhumah DAS pada saat dimakamkan tidak dengan protap Covid-19, ia menjawab bahwa pihak GTPP sudah mengambil langkah dengan mentracking orang-orang terdekat almarhumah yang pernah berkontak langsung dengan Almarhumah, termasuk teman-teman suaminya, menyemprotkan cairan desinfektan, dan lain-lain,”  sebutnya.

Pihaknya menghimbau kepada seluruh masyarakat SBB agar tidak panik. ” Bagi Masyarakat SBB jangan  panik, karena yang bersangkutan belum tentu meninggal disebabkan Covid-19. Bisa saja meninggal akibat gagal ginjal . Yang bisa membuktikan dia meninggal akibat Covid atau gagal ginjal hanya dengan proses Outopsi. Harapan kami agar seluruh masyarakat SBB tetap mengikuti anjuran pemerintah, agar bencana ini secepatnya berakhir,”  pintanya. (Jabar)