Jakarta, LiniPost – Direncanakan proses pengambilan gambar film Superhero Satria Dewa Gatotkaca dimulai pada bulan April lalu. Akan tetapi rencana tinggal rencana, waktu berkehendak lain, virus covid 19 pun merebak, kemudian disusul Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diumumkan pemerintah, sehingga rencana tersebut ditunda.
Berbulan-bulan menunggu saat yang tepat untuk memulai produksi, baru bisa dilakukan sekarang.
Untuk proses syuting hari pertama, Hanung Bramantyo selaku sutradara memilih Yogyakarta.
“Saya merasa terharu sekaligus tegang karena pandemi ini kan nggak ada pelajarannya gimana. Sempat harus samakan schedule casts and crew karena pada blunder, tapi akhirnya bisa dilalui. Pas syuting, aku bilang: ‘Beneran nih?” ungkap Hanung dalam sesi jumpa pers via Zoom, beberapa waktu lalu.
Meski begitu, mengingat kondisi belum pulih, syuting tidak lupak mengikuti protokoler kesehatan yang disusun oleh Badan Perfilman Indonesia, mengacu pada peraturan yang dikeluarkan pemerintah.
Celerina Judisari sebagai produser turut terlibat dalam penyusunan tersebut. “Kita merunut aturan apa yang dikeluarkan pemerintah. Secara protokoler tidak menyulitkan bagi production house untuk produksi. Semua sudah dipikirkan, semua dapat dilakukan,” ujar Celerina.
Ia menjelaskan selama proses syuting, seluruh pemain dan kru ditempatkan dalam satu hotel yang mengikuti protokoler kesehatan. Seandainya terjadi hal tak diinginkan, segenap tim pun siap melalukan sesuai prosedur.
“Rapid test harus ada, sudah beberapa kali kita lakukan sebelum syuting, di Jogja bahkan dua kali. Social distancing susah, tapi kita yakin tim ini sudah terkarantina karena kita tinggal di satu hotel dan hotelnya mengikuti protokol kesehatan. Jika nanti ada yang terkena atau reaktif, kita tahu apa yang harus dilakukan,” paparnya. (Hartono)