Jakarta, LiniPost – Kabar yang mengatakan masyarakat harus keluar dari Mamuju, Sulawesi Barat adalah hoaks.
Hal itu ditegaskan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo dalam keterangan pers, Minggu, (17/1/2021).
Ia mengingatkan, isu yang mengharuskan masyarakat untuk keluar dari Mamuju muncul didahului hoaks yang menyebut bakal ada gempa susulan yang jauh lebih besar dari peristiwa sebelumnya.
“Jangan mudah percaya dengan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” kata Doni.
Untuk itu, Ia meminta kepada masyarakat tidak mudah terpengaruh dengan hoaks yang beredar terkait peristiwa gempa bumi Sulawesi Barat (Sulbar) 6,2 magnitudo.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menembahkan, informasi mengenai imbauan pemerintah untuk mengosongkan wilayah Mamuju adalah tidak benar. Ia dengan tegas memastikan pemerintah tidak pernah meminta masyarakat untuk keluar dari Mamuju.
“Informasi yang dikeluarkan BMKG adalah imbauan masyarakat menjauhi bangunan yang sudah roboh. Tidak pernah BMKG menyatakan hal seperti itu. Yang kami imbau adalah jauhilah bangunan-bangunan yang sudah runtuh,” tandas Dwikorita.
Dikatakannya, masyarakat memang perlu mewaspadai gempa susulan. Namun kekuatannya tidak akan sampai magnitudo 8,2 magnitudo.
“Kurang lebih sebesar kemarin (Magnitudo 6,2), itu yang paling besar, tetapi akan lebih banyak yang lebih rendah dari kemarin,” terang Dwikorita.
Diketahui Sebelumnya, beredar hoax berupa pesan singkat bahwa bencana di Sulawesi Barat (Sulbar) berpotensi melebihi gempa bumi dan likuifaksi di Palu, Sulawesi Tengah, pada 2018 lalu. Karena itu, perlu ada instruksi agar masyarakat keluar dari Mamuju.(Hartono)