Seminar Nasional Kajian Prioritas Kepemimpinan Indonesia di ASEAN dalam Bidang Politik dan Keamanan

HEADLINE, Nasional1047 Dilihat

Jakarta, LiniPost – Komisi Ilmu Sosial- Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan The Habibie Center menyelenggarakan seminar nasional bertajuk, “Kajian Prioritas Kepemimpinan Indonesia di ASEAN dalam Bidang Politik dan Keamanan”, bertempat di Ruang Serbaguna Lantai 4, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jl. Medan Merdeka Selatan No.11, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Rabu (8/2/2023).

Seminar dibuka dengan sambutan dari Prof. Dr. Satryo Soemantri Brodjonegoro selaku Ketua AIPI.

ads

Pidato kunci disampaikan oleh H.E. Sidharto R. Suryodipuro selaku Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Republik  Indonesia dan pidato penutup disampaikan oleh Mohammad Hasan Ansori, Ph.D selaku Direktur Eksekutif The Habibie Center.

Narasumber dalam seminar ini adalah Prof. Dr. Dewi Fortuna Anwar, M.A. (Anggota Komisi Ilmu Sosial – Akademi  Ilmu Pengetahuan Indonesia, Ketua Dewan Pengurus The Habibie Center, dan Profesor Riset BRIN),  H.E. Yuyun Wahyuningrum M.A. (Perwakilan Indonesia untuk ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR)), Prof. Hikmahanto Juwana, Ph.D. (Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia), dan dimoderatori oleh Prof.  Mayling Oey-Gardiner (Ketua Komisi Ilmu Sosial -Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia).

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, telah menerima palu tanda estafet kepemimpinan di ASEAN dari Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, pada Upacara Penutupan KTT ke-40 dan  ke-41, yang berlangsung di Phnom Penh, Kamboja, pada tanggal 13 November 2022. Dengan penyerahan ini, Indonesia secara resmi menggantikan posisi Kamboja sebagai ketua ASEAN untuk tahun  2023.

Keketuaan Indonesia mengusung tema “ASEAN Matters: Epicentrum  of Growth.” memuat aspirasi Indonesia untuk  menjadikan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi global untuk  menyongsong potensi ekonomi Indonesia selepas pandemi.

Selain itu, komponen “ASEAN Matters” menggarisbawahi keinginan Indonesia untuk menegaskan relevansi ASEAN di dalam dan luar kawasan. Relevansi  ASEAN kerap dipertanyakan dalam menghadapi berbagai isu intra dan ekstra-regional.

Penyelesaian kasus Myanmar merupakan salah satu isu internal yang  kerap menghadirkan perdebatan intens  terhadap peran ASEAN dalam mencapai  stabilitas kawasan. Indonesia berulang  kali menegaskan pendiriannya dalam  mengimplementasikan Five-Point Consensus dalam menghadapi krisis kemanusiaan dan politik di Myanmar. Secara bersamaan, Indonesia turut mendorong dialog mengenai isu Rohingya.

Peran ASEAN pun turut diuji dalam menanggapi isu Laut Cina Selatan. Indonesia secara konsisten mempromosikan dialog di bawah mekanisme ASEAN. Meskipun negosiasi Code of Conduct (CoC) masih bergulir, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi telah menyampaikan keinginan Indonesia untuk mengintensifkan dialog mengenai CoC.

Upaya tersebut merepresentasikan tradisi Indonesia dalam mengedepankan dialog dan mengupayakan posisi yang kohesif di antara negara-negara ASEAN.

Dinamika dan interaksi dari kedua isu di atas akan mendefinisikan kemampuan ASEAN dalam mempertahankan relevansinya dalam merespons isu-isu politik keamanan di bawah keketuaan Indonesia.

Melalui seminar ini, Komisi Ilmu Sosial – AIPI dan The Habibie Center bertujuan untuk mensosialisasikan peran Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023 dan untuk memberikan masukan kebijakan pemerintah, mengingat aspirasi komunitas ASEAN adalah people-oriented dan people at the centre.

Seminar ini juga akan mengkaji dan  mengeksplorasi prioritas dan tantangan  kepemimpinan Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023 dalam bidang politik dan keamanan, serta mengkaji peran aktif Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023 dalam memberikan berbagai alternatif solusi untuk menjaga kestabilan politik dan keamanan regional.

Seminar ini merupakan seri pertama dari rangkaian seminar yang akan dilaksanakan selama tiga kali pada2023. Rangkaian seminar ini akan  menghadirkan praktisi dan akademisi yang berpartisipasi aktif untuk memberikan masukan dan mempertemukan berbagai perspektif mengenai Keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun 2023. (Shito/Red)